Sumber Gambar: Jatuphon Buraphon from Pexels
Hidroponik dikenal sebagai metode budidaya tanaman tanpa tanah. Metode hidroponik memanfaatkan larutan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah. Kebutuhan air pada metode hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan memakai media tanah. Hidroponik menggunakan air secara lebih efisien, sehingga sangat cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasokan air yang terbatas.
Menurut para ahli, tanaman tumbuh 20% lebih cepat dengan metode hidroponik dibandingkan dengan tanah. Selain itu, hasil panen di hidroponik lebih besar 20-25% dibandingkan dengan budidaya dengan media tanah. Hal ini juga memudahkan bagi beberapa orang yang tinggal di daerah perkotaan yang kesulitan mendapatkan tanah untuk berkebun. Budidaya dengan metode hidroponik juga memerlukan lebih sedikit ruang karena perakaran tanaman tidak tumbuh berlebih untuk mencari nutrisi ditambah lagi penggunaan air akan cukup hemat karena secara umum sistem hidroponik mencegah terjadinya penguapan akibat pengairannya yang tertutup dan tanaman dapat mengambil air sesuai kebutuhannya.
Terdapat 3 model atau jenis hidroponik yang cocok untuk pemula yaitu sumbu, water culture, dan pasang surut. Ketiga sistem ini dapat dibuat sendiri atau bisa langsung dibeli di toko hidroponik.
1. Sistem Sumbu (Wick System)
Sistem sumbu merupakan model sistem hidroponik yang paling sederhana dan paling mudah untuk dibuat karena tidak ada bagian yang berpindah. Sistem ini terdiri dari wadah penampungan air dan nutrisi, di atasnya terdapat wadah media tumbuh. Kedua wadah terhubung dengan sumbu yang mengangkut larutan nutrisi ke wadah media tumbuh yang kemudian akan diserap oleh akar tanaman.
2. Sistem Water Culture
Sistem water culture merupakan model hidroponik di mana tanaman akan ditempatkan pada styrofoam yang mengapung diatas larutan nutrisi. Pompa gelembung air akan ditambahkan dalam wadah penampungan untuk menyuplai oksigen ke akar tanaman.
3. Sistem Pasang Surut
Sistem ini memiliki desain yang lebih rumit tetapi sangat serbaguna. Sistem ini bekerja dengan membanjiri media tanam dengan larutan nutrisi lalu larutan dikuras dan dikembalikan dalam wadah penampungan. Untuk dapat melakukannya, sistem ini membutuhkan pompa yang dapat ditenggelamkan dengan pengaturan waktu (timer). Salah satu kelebihan dari sistem ini adalah kita dapat mengatur timer sesuai kebutuhan tanaman.
Sebelum menanam dengan menggunakan metode hidroponik, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, tentukan sistem atau model hidroponik yang sesuai dengan kebutuhan kita. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain adalah seberapa besar ruang yang dimiliki, komoditas apa yang akan ditanam, biaya, dan waktu yang bisa dialokasikan untuk merawat sistem hidroponik. Selain itu, hal lain yang perlu diperhatikan untuk dapat melakukan budidaya hidroponik agar mendapatkan hasil panen yang optimal adalah pencahayaan, kondisi ruangan, kualitas air, nutrisi, dan tanaman yang akan dibudidayakan.
Sumber: https://www.thespruce.com/beginners-guide-to-hydroponics-1939215